Fullwave honda

fullwave di Honda Supra X 125 (HSX125) dan Karisma l

Modifikasi fullwave di Honda Supra X 125 (HSX125) dan Karisma lebih gampang … nggak ada jalur spul lampu … cuma 2 tap solder di stator … satu tuk jalur charging dan satu lagi tuk grounding. Identifikasinya gampang … tab ground ada kabel hijau tersolder di situ — kabel hijau di Honda artinya jalur GROUND  — Jadi, kawat spul yang tersolder di tab itu, pasti “ground spul” …

Stator Honda Supra X 125
Stator Honda Karisma juga mirip-mirip …

Stator Honda Karisma (maaf fotonya burem)
Modifikasinya masih tetap sama … kawat spul yang nempel di ground/bodi (A) harus dicabut dari tab ground … trus disambung ke kabel tambahan untuk dijadikan input AC ke regulator fullwave, sama seperti kabel putih pada stator.
Langkah selanjutnya sama seperti modifikasi fullwave di motor-motor lainnya …
Ganti regulator bawaan motor dengan regulator fullwave, misal, regulator Honda Tiger …
Pindah-pindah sedikit jalur-jalur kabelnya (bisa lihat di artikel “Fullwave: Instalasi Regulator Honda Tiger“).
Ntar saya lengkapi lagi skemanya … kalo sempat :D
Wasalam





Berhubung kamera saku saya jebol, jadi nggak banyak yang bisa didokumentasikan :D
Honda Beat FI atau Beat Injeksi, nyatanya blom menganut kelistrikan fullwave … nggak kayak kakaknya, Vario 125 FI yang udah fullwave 3-phase :D Cuma bongkar-bongkarnya aja yang mirip … ribet! :D
Setelah terawang seluruh bodi Beat FI dari segala penjuru, akhirnya cover bodi pun bisa dibuka … hingga stator dicabut dari rumahnya :D
Sama seperti Beat terdahulu, salah satu ujung kawat spul pun tertanam di ground/bodi spul. Bedanya dengan Beat lawas, Beat FI cuma punya 2 tab: tab pengisian & tab ground.
Tab pengisian bisa diketahui dengan terpasangnya kabel putih pada tab tersebut. Sedangkan tab satu lagi, cuma kawat doang. Inilah tab ground. Dan kawat yang tercantol di situ musti diangkat/dicopot dari tab ground dan kemudian disambung dengan kabel tambahan sebagai jalur pengisian seperti halnya kabel putih spul …
Stator Honda Beat FI


Setelah ujung kawat yang dicopot tadi tersambung dengan kabel tambahan, cek dulu, apakah ada bagian kawat spul yang masih terhubung dengan ground/bodi spul. Gunakan multimeter! Set range multimeter ke mode “continuity” (multimeter digital), colok salah satu probe (tester) ke ujung kabel putih (pada soket spul) dan probe lainnya ke bodi spul. Jika multimeter nggak bunyi, artinya kawat spul sudah dalam kondisi “floating” alias nggak nyentuh ground sama sekali. Syarat mutlak fullwave :D
Sekarang ke posisi kiprok/regulator …
Regulator Beat FI menggunakan soket yang sama seperti regulator milik Honda Tiger. Jadi nggak perlu lagi nyiapin soket tambahan :D
Copot regulator original Beat FI dan copot semua terminal kabel yang nancep di soket tersebut … Di soket tersebut ada 5 kabel:
1.     Merah/Putih: jalur +12VDC, terhubung ke +aki
2.     Merah/Hitam: secara kode warna kabel, ini jalur kontak (sebelum fuse 10A), terhubung ke relay SPST
3.     Putih: jalur listrik AC dari stator
4.     Hijau/Putih: jalur ground (massa), terhubung ke -aki dan rangka/chasis
5.     Kuning: jalur lampu utama (headlamp)
Kemudian pasang kembali terminal kabel-kabel tersebut sesuai posisi kaki-kaki regulator Honda Tiger …


I/O Regulator Honda Tiger
Kabel PUTIH dari soket menuju ke salah satu kaki “alternator” pada regulator Tiger. Sementara kabel tambahan (dari spul) ke kaki “alternator” yang satu lagi. Terbolak-balik posisinya nggak masalah.
Kabel MERAH/PUTIH dari soket menuju kaki “+aki” pada regulator Tiger. Sedangkan kabel HIJAU/PUTIH dari soket menuju kaki “ground” regulator Tiger.
Kabel MERAH/HITAM dari soket menuju ke “+aki”. Kalo saya lebih memilih memotong kedua terminal kabel MERAH/PUTIH dan MERAH/HITAM dan kemudian menggabungkan kedua kabel tersebut dalam satu terminal untuk dicolok ke kaki “+aki” pada regulator Tiger :D
Kabel KUNING dari soket, menuju ke output kontak (cari aja kabel HITAM). Sedangkan kaki “volt monitor” pada regulator Tiger pun harus terhubung ke jalur output kontak.
Oia, karena sistem headlamp-nya AHO (Automatically Headlamp ON), maka headlamp akan menyala ketika kunci kontak diputar ke posisi ON. Kalo mau nambah saklar ON/OFF untuk headlamp, silakan :D
————
Ada kritikan dari sesepuh BeaMOUS (Beat Matic on Kaskus) … “Bahasnya regulator Tiger tapi di foto terpampang RCP” :D
Yap!
Kebetulan saat itu saya lagi ngantongi RCP (Regulator Cheetah Power), dan kebetulan soket RCP tersebut udah saya ganti dengan soket 5-kaki seperti Tiger punya. Dan kebetulan soket regulator Beat FI juga 5-kaki :D
Di RCP, ada 4 kabel:
1.     Merah = jalur +12VDC menuju ke +AKI
2.     Hitam = jalur ground
3.     Kuning = jalur listrik AC (menuju spul)
4.     Orange = jalur listrik AC (menuju spul) juga
Kalo mau kimpoi jalur soket regulator Beat FI dengan RCP:
1.     Kabel Merah RCP terhubung ke kabel Merah/Putih & Merah/Hitam di soket regulator Beat FI.
2.     Kabel Hitam RCP terhubung ke kabel Hijau/Putih di soket regulator Beat FI.
3.     Kabel Kuning RCP terhubung ke kabel putih di soket regulator Beat FI.
4.     Kabel Orange RCP terhubung ke kabel tambahan di spul Beat FI.
5.     Kabel kuning di soket regulator Beat FI terhubung ke jalur kabel Hitam (cari aja kabel warna hitam di seputaran kabel bodi Beat FI, itu pasti jalur output kontak)




Fullwave: Instalasi Regulator Honda Tiger
KALO DITULIS SATU PER SATU SECARA RINCI MODIFIKASI SISTEM KELISTRIKAN FULLWAVE (FW), BAKAL NGGAK MUAT BLOG INI KARENA BEGITU BEJIBUN MERK DAN MODEL SEPEDA MOTOR YANG BEREDAR DI PASARAN :D
Jadi saya coba bahas prinsip dasarnya modifikasi fullwave yang bisa dipraktekkan ke semua model sepeda motor … selama dia memiliki alternator, regulator, dan aki tentunya :D
Syarat pertama modifikasi sistem kelistrikan fullwave:
Kawat kumparan stator (spul) pada alternator TIDAK BOLEH ada yang  terhubung ke ground/massa (earthing). Jadi, semua ujung kawat kumparan (output) HARUS nancep LANGSUNG ke Regulator sebagai “AC_INPUT”.
Pada kebanyakan motor bebek/matik dengan sistem kelistrikan halfwave, salah satu output stator terhubung ke ground … baik secara langsung atau melalui kabel ground.

Stator half-phase

Simbol stator half-phase
… tampak bahwa salah satu output / ujung kawat kumparan stator masih terhubung ke ground/massa.
Diagnosanya simpel:
Cabut soket kabel stator => set multimeter digital ke “continuity mode” => colok probe (pen tester) merah pada output “charging” dan probe hitam pada ground/rangka. Jika multimeter berbunyi, artinya kumparan stator masih terhubung dengan ground.
Sesuai syarat, ujung kawat yang terhubung ke ground harus dicabut/diangkat dari ground. Contohnya pada stator Honda Beat di bawah ini:

Kawat spul dicabut dari ground
Ujung kawat yang telah dicabut tadi, kemudian disambung dengan kabel baru sebagai AC_INPUT menuju regulator (kiprok) fullwave. Sesuai panjang kabel agar bisa terpasang pada regulator.
Dan jika ada, output lampu juga dicabut (boleh dari tab stator, boleh dari soket stator), karena nggak dipakai. Dengan begitu seluruh kumparan bakal digunakan sebagai AC_INPUT menuju regulator fullwave.
Modifikasi stator half-phase
Jangan lupa, sambungan antara kawat kumparan dan kabel harus terisolasi dengan baik. Gunakan heatshrink tube atau selang bakar!
Secara skematik, modifikasi stator digambarkan seperti ini:
Modifikasi stator half-phase menjadi single-phase
Jika sudah, cek lagi dengan multimeter digital … set ke mode “continuity” => colok probe merah ke salah satu output stator dan probe hitam ke bodi stator => Multimeter harus tidak berbunyi menandakan kawat kumparan tidak lagi terhubung dengan ground.
Syarat kedua modifikasi sistem kelistrikan fullwave:
Menggunakan regulator yang emang didesain untuk mengkonversikan listrik AC ke DC secara fullwave.Regulator fullwave minim punya dua AC_INPUT (jika 1-phase) atau tiga AC_INPUT (jika 3-phase). Contoh di bawah adalah Regulator 1-phase milik Honda Tiger:

Regulator fullwave milik Honda Tiger
Regulator (kiprok) apapun bisa digunakan, selama diperuntukkan ke sistem kelistrikan fullwave. Jangan lupa, lengkapi dengan soket regulator yang sesuai …


Soket 6-kaki untuk kiprok Honda Tiger
Kencangkan jepitan skun (terminal) kabel dengan tang khusus (crimping kabel). Kalo perlu lapisi lagi dengan solder dan tutup dengan selang bakar. Ini untuk mencegah terjadinya “bad contact” yang bisa menimbulkan percikan listrik (fong) dan mengakibatkan soket / kabel terbakar.
Pada saat memasang regulator baru tersebut, usahakan bodi regulator menempel erat pada rangka motor agar panas yg dihasilkan regulator bisa tersebar baik.
Karena penggantian regulator, tentu harus ada sedikit rombakan pada jalur-jalur kabelnya :) Contohnya bisa dilihat pada skema di bawah ini:



Instalasi stator, regulator dan jalur kabel
Seperti pada skema, pin#2 regulator harus terhubung ke jalur output kontak. Fungsinya untuk memonitor voltase drop dijalur tersebut dan mengatur besaran output stator. Tanpa itu, voltase output bisa berlebih dan aki beresikoovercharge.
————
Jadi, pada dasarnya, modifikasi sistem kelistrikan fullwave adalah sama untuk berbagai tipe sepeda motor … bedanya paling banter cuma terletak pada desain stator dan warna kabel doang :D
Nah, yang punya niat tuk modifikasi sistem kelistrikan motornya, baca dan simak artikel ini baik-baik … cetak ke kertas kalo perlu. Karena artikel-artikel berikutnya kemungkinan cuma nunjukin posisi ground stator aja :)
————
Apakah setelah modip harus ganti aki berkapasitas gede?
Tergantung kebutuhan… Fungsi aki nggak beda ama batere cas (chargeable battery) … bisa nyimpan dan nyuplai listrik dalam durasi yang relatif lama. Yang jelas keberadaan aki adalah WAJIB meski kerjanya bisa dibilang nggak 100% kontinyu.
Pada saat putaran mesin rendah atau bahkan tidak menyala, voltase_output_regulator < voltase_output_aki. Pada kondisi ini aki menjadi suplier listrik ke beban-beban listrik seperti lampu, klakson, starter elektrik, dll. Namun ketika putaran mesin meningkat, hingga voltase_output_regulator > voltase_output_aki, maka aki “berhenti” menyuplai listrik, karena potensial listriknya lebih rendah daripada potensial listrik dari regulator — sama kayak air, listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah — sehingga pada kondisi ini listrik disuplai oleh alternator (setelah dikonversi ke DC & dilimit oleh regulator), sementara aki berfungsi sebagai buffer, beban (charged), dan referensi voltase bagi regulator.
Jadi, tergantung apakah motormu lebih sering dipake nangkring atau jalan (dengan berbagai pernak-pernik listrik menyala) …
Apakah setelah modip bisa pasang macam-macam aksesoris listrik?
Modifikasi sistem kelistrikan fullwave bukanlah cheat “godmode” … semua ada batasnya. Bukan berarti setelah itu motormu bisa suplai listrik tanpa batas. Jadi, pinter-pinterlah memilih & memasang pernak-pernik elektrik di motor. Sesuaikan fungsinya dan efisiensinya. Kalo ada yang lebih irit, kenapa pilih yang boros? Kalo lampu rem dengan LED bisa keliatan dari jarak 50-100m, ngapain musti pake bohlam yang boros energi? Kalo dengan headlamp 35W~55W bisa ngeliat jalanan dengan jelas ngapain pake lampu 100W? Kalo HID 35W intensitas cahayanya setara bohlam halogen 55W, ngapain pilih halogen 55W? :)
Apakah dengan aki standar berpotensi overcharge?
Yang ngatur charging itu REGULATOR :) Meski pake aki 30Ah sekalipun, kalo fungsi “monitoring” pada regulatornya error, potensi overcharge pasti ada. Jadi, selama komponen-komponen kelistrikan berfungsi normal (alternator, jalur kabel, regulator, aki, dkk) dan instalasinya benar, nggak ada masalah kalo masih pengen memakai aki standar.
Apakah modifikasi fullwave berefek menurunkan performa mesin?
Setau saya nggak ada :)
Hasil pantauan RPM monitor nggak ada perubahan / penurunan RPM (putaran mesin) yang berarti nggak ada penurunan kinerja mesin. Sekian user (yang melakukan modifikasi fullwave) malah berkomentar tarikan mesin jadi lebih enteng. Saya nggak begitu peka dengan mesin :D
Tapi kalau ingin lebih terbukti, silakan lakukan dyno-test untuk mengetahui ada nggaknya dampak negatif terhadap performa mesin … maaf, saya nggak punya alatnya :D
Wasalam …


Post a Comment

 
Support : Creating Website | erwinTemplate | galang cell Template
Copyright © 2011. Auto Motor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by galang cell Template
Proudly powered by Erwin